Monday, April 23, 2012

Banyak Nama Untuk Satu Cinta


"Aku menyukai hitam dan putih. Hitam dan putih tuts-tuts piano kafe yang sekarang kumainkan. Hitam putih rangkaian not balok dalam partitur yang menjadi santapanku sehari-hari di Fakultas Seni Musik. Hitam dan putih adalah warna yang mendominasi isi lemari pakaianku. Hitam dan putih juga warna mata yang kutahu telah mengintaiku sepekan belakangan ini." (Nada dan Warna)

"Nada dan Warna " adalah salah satu cerpen saya yang lolos dalam even #cecintaan yang diadakan Kampung Fiksi. Dibukukan bersama cerpen Tim Kampung Fiksi dan 28 penulis lain yang lolos seleksi menjadi sebuah buku berjudul "Banyak Nama Untuk Satu Cinta".

"Nada dan Warna" menceritakan sebuah unconditional love, sepasang manusia yang dipertemukan Tuhan secara unik untuk saling menerima bahkan melengkapi kekurangan satu sama lain. Selain itu, masih banyak kisah cinta yang akan menggelitik dan menggetarkan hati di buku ini.

Cinta memang menjadi tema utama dalam buku ini. Buku ini menyajikan kisah cinta dari berbagai sisi kehidupan.

"Banyak Nama Untuk Satu Cinta membawa Anda ke dalam kisah-kisah cinta orang-orang biasa dari sudut yang tidak biasa, sebab cinta memang luar biasa. It’s love, it’s love that makes the world go round!" (Leutika Prio-Penerbit)


"Banyak Nama Untuk Satu Cinta" (Kumpulan Cerpen)
Penerbit  : Kampung Fiksi - Leutika Prio
ISBN       : 978-602-225-372-3
Halaman  : 199, BW : 199, Warna : 0
Harga      : Rp. 42.100,-
Dapat dibeli secara online di link Leutika Prio ini. Bisa juga memesan lewat saya.

Monday, April 9, 2012

The Greatest Love of All 1



Aku melirik sekilas kertas yang dipegangnya. Sebuah diagnosa yang rupanya menjadi vonis mematikan baginya. Hatinya sudah mati jauh sebelum raganya mati. Hanya orang yang sudah tak mau lagi berjuang hidup yang tetap merokok walau sudah divonis menderita kanker serviks . (“The Light To Life”)

“The Light To Life” adalah salah satu cerpen saya dalam buku antologi “The Greatest Love of All Part 1”. Buku antologi ini diterbitkan oleh Kampung Fiksi dalam even Tribute2Whitney, sebuah even yang diadakan untuk mengenang diva legendaris Whitney Houston. 

Seluruh cerpen dalam buku “The Greatest Love of All” ini terinspirasi dari lagu-lagu Whitney Houston. Saya memilih satu lagu, “I Didn’t Know My Own Strength” sebagai inspirasi dari cerpen yang saya tulis. Lagu ini saya dengar pertama kali saat wawancara eksklusif Whitney Houston di Oprah Winfrey Show. Wawancara tersebut begitu berkesan dan emosional. Whitney Houston menceritakan jatuh bangunnya melawan ketergantungan narkoba. Dia yang mengawali karirnya sebagai penyanyi gereja mulai merasakan ketidakstabilan emosi dan ketergantungan narkoba ketika dia mulai populer sebagai penyanyi pop komersil. 

Menurut saya, lagu “I Didn’t Know My Own Strength” adalah lukisan jiwa Whitney Houston sendiri. Bagaimana pun, walau berakhir dengan kematian tragis, dia sebenarnya telah berusaha bangkit berkali-kali. Pesan ini yang saya coba bagikan dalam cerpen “The Light To Life”, setiap wanita sebenarnya punya kesempatan dan harapan untuk bangkit dari keterpurukannya. Ini pula yang dapat kita pelajari dari kehidupan dan kematian Whitney Houston.

Ada banyak lagi cerpen yang menyentuh hati dalam buku ini. Bila Anda salah satu orang yang pernah tersentuh dengan lagu Whitney Houston, maka seharusnya Anda tidak melewatkan membaca buku ini. Buku ini juga akan menjadi hadiah kejutan yang mengharukan bagi orang-orang di sekitar Anda yang menjadi penggemar lagu-lagu Whitney Houston. Buku ini dapat dibeli secara online di www.nulis buku.com. Silahkan klik link berikut ini, The Greatest Love of All 1


Keseluruhan royalti penjualan buku ini akan disumbangkan untuk Taman Bacaan Mahanani. Tentang Taman Bacaan Mahanani dapat Anda baca profilnya di sini,  Perpustakaan Keliling Gratis Itu Menggunakan Becak


Daftar penulis “The Greatest Love of All 1” dapat dilihat di Kampung Fiksi: Daftar Penulis Buku Satu