Tuesday, December 6, 2011

Ending Cerita Favorit Pembaca Wanita



Penolakan! Itu yang kuterima saat pertama kali memberanikan diri mengirim cerpen ke sebuah majalah wanita. Tapi sebuah penolakan yang ramah karena redaktur memberikan penjelasan kenapa naskahku belum bisa dimuat.
Alasan pertama karena naskahku terlalu pendek. Alasan kedua karena naskahku sad ending. Padahal redaktur berpendapat sebenarnya tema ceritaku cukup menarik (menghibur kali yeeee….). Menurut redaktur, kebanyakan wanita menyukai cerita yang happy ending.
Saya sih manggut-manggut saja mendengar wejangan manis redaktur. Tentunya dia telah berpengalaman menganalisa sifat pembaca majalahnya. Saya menjadi mengingat kembali beberapa fiksi yang pernah saya posting di www.kompasiana.com. Ada kalanya saya membuat fiksi romantis dengan happy ending yang begitu menyentuh. Tapi kadang saya juga membuat fiksi dengan sad ending. Respon pembaca wanita memang sangat berbeda.
Pembaca wanita biasanya menjadi sumringah dengan akhir cerita yang berbahagia. Seakan mereka dibawa melambung ke awan kebahagiaan bersama tokoh cerita. Cerita yang berakhir sedih memang sebenarnya tidak memunculkan kritik. Hanya membawa pembaca wanita untuk jadi mellow. Tapi, siapa sih yang suka mengisi hari dengan kesedihan? Apalagi sedih memikirkan suatu cerita fiksi, capek kali ya….
Saya juga jadi teringat seorang teman kantor saya yang kecanduan film dan serial drama Korea. Bahkan jauh sebelum demam K-Pop melanda Indonesia. Dia selalu rajin memburu film dan serial Korea keluaran terbaru. Dia sendiri sudah memiliki toko langganan yang menjadi distributornya. Lucunya, setiap akan membeli suatu serial atau film dia akan bertanya dulu pada penjualnya, “Mbak, ini akhirnya menyedihkan atau bahagia?” Nah, kalau si penjual bilang akhir ceritanya menyedihkan maka dia batal membeli, hehehe…..
Wanita adalah makhluk yang begitu dikuasai perasaan. Mudah terhanyut setelah melihat atau mendengar sesuatu. Lihat sesuatu yang sedih jadi nangis bombay, lihat sesuatu yang lucu bisa cekikikan sendiri sampai dikira kuntilanak nongol di siang bolong, lihat sesuatu yang bikin sebel bisa jambak-jambak rambut sendiri (nggak lah, pasti takut rontok), lihat sesuatu yang romantis bisa melambungkan khayal ke awan-awan berharap djemput pangeran yang naik delman, eh… kuda putih.
Jadi, membuat cerita untuk pembaca wanita sebaiknya cerita menyentuh emosi. Juga, perlu dipertimbangkan untuk membuat cerita dengan happy ending. Dan, menurut pengamatan saya, wanita tidak menyukai akhir kisah yang menggantung. Mereka tidak mau lagi susah-susah memikirkan sendiri bagaimana akhir cerita nanti. Jadi, akhiri kisah dengan manis, taburkan bunga-bunga kebahagiaan di hati pembaca wanita saat membaca huruf terakhir cerita kita. Tentu saja, dengan alur yang menarik dan tidak mudah ditebak.
Bagaimana dengan pria? Pria adalah makhluk yang dikuasai oleh logika. Jadi, menurut pendapat saya, mereka akan menyukai cerita yang menantang untuk berpikir. Sejenis thriller begitu. Akhir yang menggantung tidak menjadi masalah besar bagi mereka. Menantang lagi bagi mereka untuk berpikir.
Saya sendiri dulunya sering membuat cerita sad ending atau akhir yang menggantung. Bila menulis untuk kepuasan batin saya, maka tentu ini tidak pernah mengganggu saya. Tapi bila membuat suatu tulisan untuk dkirim ke suatu media dengan pembaca wanita maka saya akan berpikir keras bagaimana menutup cerita dengan happy ending, menyentuh, dan membawa pesan moral kuat.

Monday, December 5, 2011

Lembaran Baru


Maaf bila megecewakan Anda. Tapi ini bukan blog baru. Ini barang second, rekondisi, daur ulang, atau apalah namanya. Saya memang telah memiliki akun blog ini sejak tahun 2007. Sempat terbengkalai dan tidak aktif selama beberapa tahun maka saya memutuskan merombak total blog saya. Mengawali sesuatu yang baru setelah kekacauan yang terjadi di hidup saya. Termasuk kekacauan dalam blog lama saya.
Jadi, kenapa Nita bicara tentang wanita? Mudah saja, karena saya wanita. Saya (merasa) paling mengerti diri saya dan wanita-wanita di sekeliling saya. Banyak sekali yang dapat dibicarakan tentang wanita. Wanita itu gabungan antara keindahan dan kerumitan. Coba tanya para pria, apa yang paling indah di mata mereka? Apa pula yang paling rumit untuk mereka pahami?
Jangan kuatir. Tidak ada pembicaraan serius di blog ini. Tidak ada psikologi analisa klinis yang njlimet untuk membahas tentang wanita. Hanya cerita dan obrolan ringan. Sesuatu yang dapat Anda bicarakan sambil memasak, menjaga anak, atau sambil ngemil. Enjoy it!
Bagi para pria, jangan sungkan untuk menelusuri blog ini. Anda tak perlu gengsi walau blog ini tampak girly banget. Saya tahu, Anda begitu penasaran untuk mengintip isi hati wanita. Jadi, selamat mengintip. Anda saya sambut dengan hangat.